Jumat, 10 April 2009

TARGET ..........

Ups …. Om Jon dapat sms dari salah satu penggemar di milis ini …”target triwulan satu gimana bro? bagus ? prorata target tercapai khan?” … “situasi lagi berat nih, dampak krisis global kayaknya mulai menyentuh … susah cari target dalam kondisi sekarang ….” Yoi bro, … tapi tentunya dalam kondisi perekonomian sekarang maupun pada saat situasi normal, target adalah sesuatu yang normal bukan? Kita tetap harus mempunyai target dalam posisi dan kondisi apapun … adanya target menyebabkan ‘hidup menjadi lebih hidup …’ Om jon jadi teringat pelatihan-pelatihan yang lalu pernah diikuti sebelum terjun sebagai lone ranger sekarang … bukan yang buka tutup buka tutup itu loh … tapi yang benar-benar bisa di pakai dalam dunia pen-target-an seperti sekarang … walaupun gak ada hubungannya, buka tutup ala Kang Enry kayaknya perlu juga buat refreshing ….hehehe So sobat mari kita mulai dengan sedikit serius dengan kata TARGET ini … apa sih target itu? Bagaimana cara mencapainya? Target yang realistis itu yang seperti apa? Cita-cita itu seperti apa? Motivasi apa yang mendorong untuk mencapainya … dan lain-lain pertanyaan yang mencakup itu. Kalau target harus realistis … apakah impian om jon untuk dapat ciuman Luna Maya juga realistis … hush!!! nanti banyak yang cemburu … Nah sobat …. Bilakah anda menetapkan target-target dalam hidup ? target pribadi yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu dalam hidup anda, target yang hendak dicapai di tempat pekerjaan, target kapan menikah, target yang ditetapkan perusahaan, atau pun target-target lain yang tentunya sobat sendirilah yang mengetahuinya. Kalau belum, sekarang saatnya, karena dengan adanya target menyebabkan kita fokus dan mengerahkan segala upaya untuk mendapatkannya. Menjadi fokus atas suatu tujuan bukanlah suatu perkara yang mudah namun bukan juga hal yang mustahil untuk dilakukan. Sobat penggemar sepak bola pasti mengenal Jurgen Klinsman. Pada saat pertama kali ditunjuk sebagai pelatih kepala tim nasional sepak bola Jerman untuk Piala Dunia 2008, metode melatihnya sempat dipertanyakan oleh masyarakat dan media massa setempat. Bukannya berpanas-panas di lapangan demi meracik strategi yang jitu untuk tim sebagaimana layaknya pelatih lain, dia malah membawa anak-anak asuhnya untuk “pelesiran”. Miroslave Klose, salah satu striker andalannya setiap pagi usai bangun tidur dia perintahkan untuk menendang bola pada satu target tertentu di kamarnya. Belum lagi hal-hal unik lainnya yang dia lakukan bersama pasukannya. Bermain hoki, belajar menembak dan hal-hal yang tidak biasa dalam teknik latihan tim sepak bola dia lakukan. Unik, ya unik. Tapi hasil akhir dari pasukan yang sebelumnya tidak diperhitungkan di Piala Dunia tentunya tidak usah kami jelaskan lagi di sini. Beragam cara dilakukan untuk mencapai target, dan itu sah-sah saja sepanjang tidak menyimpang dari norma yang berlaku. Jangan karena target mendapatkan bunga desa yang ada di kampung sebelah kemudian pergi ke dukun … “Bole barenti jo”, kata orang Luwuk. Hal ini tentunya tidak baik, musyrik kalo kata pak ustadz. Fokus pada tujuan kayak Om Jurgen diatas juga sangat penting. Namun yang pasti, pentingnya menetapkan target sepenting kita menjalani hidup. Tanpa target ibarat berjalan tanpa tujuan … tidak tahu mau kemana dan apa yang harus dilakukan. Untuk membantu anaknya biar menjadi fokus, bila kita ingat … masa kecil dulu orangtua kita sering berkata kepada anaknya, “nanti kalau ranking satu, bapak belikan sepeda”. Kita terpacu dan belajar dengan giat sehingga sepeda idaman yang dijanjikan dapat kita peroleh. Siang malam, pagi petang dan di setiap waktu dalam bayangan kita adalah sepeda baru. Ya, secara tidak sadar iming-iming hadiah membuat kita belajar lebih giat walaupun tujuannya sudah melenceng. Bukan lagi ranking satu yang menjadi tujuan namun dalam hal ini tujuan utamanya adalah SEPEDA BARU. Apakah itu salah … tentu tidak, adanya hadiah itu menyebabkan kita terfokus untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Adanya hadiah membuat motivasi untuk mencapai sesuatu (yang sebenarnya target) yang kita bidik menjadi lebih mudah. Hari-hari kita jalani tidak terasa membosankan. Kita terus terpacu untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi … perjalanan beratus kilometer … mengarungi selat yang luas hanya untuk melakukan presentasi pekerjaan … dilakoni tanpa lelah … demi sesuatu hal yang hendak di capai. Target tentunya tidak bisa disamakan dengan cita-cita kita pada waktu kecil dulu. “Cita-cita ku ingin menjadi pilot”, “Cita-citaku ingin jadi Presiden”, begitu syair nyanyian yang biasa kita nyanyikan pada waktu kecil dulu. Tapi semua itu semu bukan? Cita-cita adalah suatu angan-angan, bayangan yang ingin kita raih tanpa kita tahu bagaimana cara mendapatkannya. Bahkan lebih banyak kita tidak tahu, apa sih cita-cita yang ingin kita raih itu. Target sebaliknya lebih realistis. Ada tahapan-tahapan yang terukur dan terencana untuk mendapatkannya. Bila kita konsisten dengan cita-cita kita pada masa kecil dulu dan mampu meraihnya, itu merupakan nilai tambah. Tapi umumnya pada sebagian besar orang cita-cita itu selalu berubah. Bila berkehendak ingin menjadi anggota legislative contohnya, tentu kita harus menjadi anggota partai politik, karena lewat itulah cita-cita bisa tercapai. Jangan mimpi menjadi anggota dewan tapi membenci politik dan tidak duduk sebagai minimal anggota partai. Bila kita telah ada didalamnya (menjadi anggota) dan melakukan langkah-langkah supaya terpilih sebagai wakil rakyat, baru namanya menetapkan target tidak sebatas cita-cita … kira-kira begitu ya …hehehe Sobat sekalian … tahapan-tahapan untuk mencapai target ini banyak dibahas dalam dunia kerja, pelatihan, maupun buku-buku ilmiah yang terkait. Om Jon sih, agak bingung membaca buku-buku itu saking banyaknya teori yang disampaikan. Bahkan dalam satu buku, tahapan-tahapan yang diuraikan bisa mencapai puluhan item. Boro-boro mengikuti langkah itu, membacanya saja Om Jon sudah pusing dan ngantuk duluan. Kalau mendengarkan acara di TV kayak sesinya Mario Teguh sih, masih mending. Masuk dalam otak juga, walau habis acara juga hilang ke bawa angin … gimana gak, wong habis itu liat Cinta Fitri … hehehe. Tapi setelah dicerna, dan belajar dari sana-sini, sebenarnya menurut Om Jon nih … tahapan-tahapan itu dapat dibagi cuma dalam lima langkah mudah, yakni : menuliskan hal-hal yang ingin dicapai, merencanakan dan menetapkan prioritas, melaksanakan, melakukan evaluasi serta konsisten dan fokus pada tujuan yang ingin diraih. 1). Menulis semua target yang ingin diraih merupakan langkah awal. Apapun yang ingin sobat raih, sebaiknya ditulis. Sebanyak-banyaknya, mau realistis ataupun tidak itu urusan nanti. Ditulis pada agenda, diary, notebook, dinding atau dimana saja boleh … asal jangan di dinding tetangga ataupun diary orang lain. Simpan catatan tersebut baik-baik. Kalau perlu tempelkan di kamar tidur, ruangan kerja ataupun tempat lain yang gampang terlihat. Kenapa? Karena itu akan membuat sobat selalu termotivasi. Menurut pengamatan pakar nih, katanya cara ini sangat efektif sekali untuk mecapai target. Begitu bangun tidur sudah disambut dengan tulisan yang membuat semangat berkompetisi. Ada efek psikologis yang tumbuh dengan sendirinya di dalam diri anda. 2.) Rencanakan dan Tetapkan Prioritas. Setelah sobat menuliskan semua keinginan sobat, rencanakan mana yang akan sobat raih terlebih dahulu dan menjadi prioritas hidup. Mulai deh … sobat coret-coret tulisan yang dibuat, mana yang prioritas, mana yang cuma cita-cita semu, kasih komentar juga kenapa itu menjadi prioritas perencanaan. Ini penting bagi sobat. Penetapan prioritas menyebabkan kita menjadi fokus. Kata mbak Eni Kusuma, … itu tuh mantan PRT yang beralih menjadi motivator, “Fokus pada target maka akan sukses”. Singa, kata dia tetap fokus memelototi target yang di incar meskipun dirubung nyamuk ganas di tengah hutan. Bagaimana cara merencanakan target yang realistis, salah satunya dengan mengukur kemampuan dan sumber daya. Ilmu lama yang kita pelajari juga masih layak di pakai yakni merencanakan dengan pola 5 W + 1 H. 3). Laksanakan. Yups … Jalankan semua rencana yang sudah sobat tulis. Kebanyakan kita hanya menulis dan menempelkan target yang ingin dicapai, tapi tidak pernah benar-benar menjalankan rencana tersebut. Langkah awal menjalankan rencana memang sulit, lebih banyak me-reka-reka apa yang harus dilakukan. Pentingnya prioritas akan kelihatan disini. Nah sobat … Salah satu cara yang diajarkan dibuku untuk menjalankan target kita adalah dengan membagi tempo pelaksanaannya. Misalnya, target yang ditetapkan untuk satu tahun, maka kita dapat membagi pelaksanaannya menjadi 4 bagian. Triwulan 1, triwulan 2 dan seterusnya. Pembagian ini juga merupakan bagian penting dari tahapan melaksanakan target. Pada saat kita mempunyai target jangka panjang, tak pelak kadang kita merasa lelah dan merasa kita tidak sanggup untuk mencapainya. Dalam hal ini motivasi saja tidak cukup. Nah sobat, untuk mengatasi hal ini membuat pelaksanaan jangka pendek akan membantu. Carilah detail dari rencana jangka pendek tersebut dan bandingkan pencapaiannya dalam periode yang telah di jalankan. Usahakan target tercapai dalam periode jangka pendek tersebut bila perlu melebihi sehingga akan timbul motivasi tersendiri untuk mencapai tahapan lanjutannya. Yakin dengan kemampuan yang dimiliki juga merupakan hal yang sangat penting. 4).Evaluasi. Melakukan evaluasi merupakan langkah lanjutan pada saat kita melaksanakan rencana target. Langkah demi langkah kita evaluasi, seberapa jauh kita telah berada, dimana kendalanya dan apakah kita dapat mencapai target dimaksud dalam waktu yang telah direncanakan. Segera lakukan rencana cadangan bila pelaksanaannya telah menyimpang dari tujuan semula. Temukan rintangan dan cara mengatasinya sehingga pelaksanaan rencana dapat berjalan mulus. Evaluasi ini dapat lebih mudah kita lakukan bilamana kita mempunyai jadwal pelaksanaan. Pemakaian jadwal juga berarti kita menggunakan waktu dengan baik untuk mencapai tujuan ditetapkan. Jangan lupa, bilamana menurut evaluasi kita pelaksanaan rencana sudah tidak berjalan dengan semestinya, harus segera di ambil sikap. Meneruskan atau memberhentikan rencana target itu. Jangan takut menghentikan, daripada waktu terbuang sia-sia langkah ini tetap lebih baik dilakukan untuk kemudian menetapkan rencana dan tujuan baru. Dunia tidak akan berhenti hanya karena kita gagal mencapai suatu target, berani mencoba hal yang lain justru akan lebih mudah bila kita mampu mempelajari sebab-sebab kegagalan kita. Bila menurut evaluasi, target telah dilaksanakan on track, itu tentu lebih baik dan akan lebih baik lagi bila kita meningkatkan pencapaian dengan target yang lebih tinggi dalam pelaksanaannya. Periode pencapaian selanjutnya tentunya akan lebih mudah bukan? 5) Konsisten dan fokus dengan apa yang ingin sobat raih, merupakan tahapan terakhir dari langkah-langkah untuk mencapai target. Konsisten dengan jalan yang harus sobat lewati. Tahapan ini sangat penting. Banyak pebisnis yang tidak konsisten dan akhirnya mereka tidak bisa merasakan buah dari hasil rencana dan pelaksanaan kerja mereka. Segala upaya yang dilakukan sia-sia. Membuang waktu, biaya dan sumber daya secara percuma tanpa hasil yang dapat dinikmati. Seorang pebisnis kenalan Om Jon pernah merasakan hal ini. Bidang usaha supermarket yang dia geluti hampir hancur lebur akibat in-konsistensi ini. Ceritanya pada saat bisnis supermarket nya berkembang pesat dia bernafsu untuk berinvestasi di hulunya. Pabrik snack dan makanan ringan coba dia bangun, dia berpikir supermarket yang dia miliki mampu untuk menampung dan menjual produk yang dihasilkan. Namun dia tidak konsisten, pada saat bangunan sudah jadi dan mesin mau di kirim, dia merasa hitungan bisnisnya salah dan muncul ketakutan untuk bersaing dengan pabrikan besar yang sejenis. Dia mengalihkan pembiayaan pabrik snack dan makanan ringan tersebut menjadi usaha perbengkelan dan pengadaan spare part kendaraan. Main business-nya bukan di situ. Jalur distribusi pengadaan serta penjualan belum dia kuasai. Sumber daya serta kemampuannya tidak cukup untuk mengelola bisnis dimaksud. Investasi yang dikeluarkan sudah terlanjur besar dan menggunakan dana perbankan pula. Alhasil usaha itu rontok di tengah jalan, sementara pokok dan bunga tetap harus dibayar. Usaha induknya hampir rontok untuk menopang usaha lain yang tidak menghasilkan itu. Untungnya pada saat akhir dia mampu bangkit dan membangun kembali bisnisnya. Pengalaman yang buruk, tapi membuat fokus bisnisnya kembali. Sekarang usahanya sudah kembali ke kondisi semula walaupun perjuangan untuk itu sangat berat. So sobat, belajar dari pengalaman tersebut bila tahapan-tahapan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan telah kita tetapkan yang tentunya dengan berbagai pertimbangan, jalankan segala sesuatunya dengan fokus dan konsisten. Semuanya harus kita perhitungkan diawal, sumber daya, sarana, kemampuan dan lain-lain. Nah sobat, jangan ragu untuk memulai. Dengan tulisan ini bukan berarti om jon telah berhasil mencapai target, karena hasil yang dicapai ukurannya relative. Hasil pencapaian sebenarnya bisa diukur dengan angka, tapi factor keberhasilan yang dituntut setiap orang pasti akan berbeda kan? Yups … ini cuma ajang berbagi dengan sobat sekalian sebagaimana Om Jon juga membutuhkan hal yang sama dari sobat sekalian. Tentang cara mencapai target, kita tentunya punya cara masing-masing. Oke, sampai di sini dulu. Tetap Semangat! Keep Smile! Keep Luna … lalui hari-hari sobat dengan sukses ………………… Luwuk, 03 April 2009

Tidak ada komentar: