Jumat, 10 April 2009

MANGGAR ??? BELITONG.

Mengomentari catatan dari teman billitonis ku adek punawan. Memang keadaan yang merisaukan (malah menjengkelkan) tapi disisi lain juga membawa hikmah karena membuat akrab dengan banyak kalangan. Dengan nama MARJONO dan ttl : MANGGAR. Banyak teman menanyakan, "Jon, Manggar itu Jawa bagian mana sih? Jawa Timur ya?". Parahnya waktu wawancara untuk assessment test pertama kali kerja dulu, dengan pede nya salah satu pewawancara, dengan maksud mengakrabkan diri tentunya berbicara bahasa jawa yang sangat halus dengan Om Jon. Boro-boro menjawab, Om Jon yang saat itu masih baru di Jakarta cuma bengong. Jangankan Bahasa Jawa Halus, yang pasaran aja gak ngerti (kasian deh gue). Tidak bisa di salahkan, dengan nama yang berbau Jawa sangat sulit bagi Om Jon untuk menjelaskan dimana Manggar itu. Catatan dari rekan Adek Punawan ini sangat membantu menjelaskan tentang Belitung. Manggar yang saat ini naik pangkat menjadi Ibu Kota Belitung Timur merupakan bagian dari pulau yang memiliki pantai eksotis itu. Bagi teman-teman diluar komunitas Billlitonis, tulisan dibawah yang disunting dari catatan Adek Punawan moga sedikit memberikan penjelasan tentang Pulau Belitung (kami lebih senang di sebut BELITONG sesuai logat setempat). Secara geografis, Belitong terletak pada 107' 35" - 108' 18" garis lintang dan 2' 30" - 3'15" Bujur Timur dengan panjang diameter dari titik timur ke barat mencapai 79 km dan utara ke selatan mencapai 77 km. Saat ini ada 2 kabupaten di sana yaitu Kab. Belitung (di Bagian Barat) dan Kab. Belitung Timur. Total luas daratan pulau mencapai 480.060 hektare dan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil nan indah yang mencapai 189 pulau. Diantaranya yang besar adalah : P. Mendanau, Seliu, Batu Dinding, dll. Suhu udara di sana mencapai 28 - 31"C pada siang hari dan 24 - 26"C pada malam hari. Belitong dapat di jangkau dari Jakarta dengan penerbangan selama 45 menit. Untuk ke Manggar sobat harus menyisihkan waktu lagi selama kurang lebih 1 jam dengan perjalanan darat menggunakan sepeda motor atau mobil. Jalanan di Belitong sangat mulus dan terawat ditambah pemandangan alam yang indah di kiri kanan jalan membuat waktu selama 1 jam itu tidak terasa lama. Bilamana sobat hendak berwisata di sana dapat menghubungi milis belitungisland.com atau Bapak Rustam Effendi yang merupakan founder milis. Beliau akan mengatur perjalanan wisata sobat sekalian sehingga menjadi sangat menyenangkan. Napak tilas Laskar Pelangi juga dapat dilakukan dengan perantaraan beliau (hehehe promosi nih, bang rustam komisinya jangan lupa ya .....). Laskar Pelangi, ya ... Novel karangan Andrea Hirata ini memang mampu menyihir pembacanya. Beberapa teman yang sudah membaca buku atau pun menonton filmnya bahkan tak sungkan-sungkan bertanya kepada om jon dengan logat belitong yang aneh, "Kiape kabar ikak boi?". Om Jon termasuk yang sumringah dengan novel ini paling tidak sejak saat itu tidak lagi menjelasikan kepada sohib-sohib dekat di mana belitong? dimana manggar? Cukup dengan jawaban, "Gak gaul luh ! baca laskar pelangi, ntar lu tau kampung gw ada dimana." hehehe bercanda sih, tapi paling tidak bisa meringkas jawaban. Jadi tidak seperti bung adek yang susah menjelaskan bahwa belitung bukan bitung, bukan merupakan daratan sumatera apalagi tetangga an dengan Lahat (yang itu Belitang kali ya?) apalagi bingung di pesawat takut nyasar karena pramugari menyatakan, " Selamat datang di kabin pesawat ... dengan tujuan Bandara Hanandjudin di Pangkalan Bun", Om Jon cukup menjawab, " Baca tuh Laskar Pelangi! kalo gak ada gw pinjemin" hehehe. Nama Marjono juga membawa berkah walaupun ada cerita unik di situ. Berbilang tahun yang lalu Om Jon mendapat tugas dari guru sejarah untuk membuat tulisan tentang pahlawan daerah. Dengan semangat 45 om Jon mengunjungi instansi yang mengurus masalah itu di kecamatan. "Selamat pagi pak !" "Ya, pagi dik, ada yang bisa dibantu ? "Saya mendapat tugas dari pak guru untuk menulis catatan tentang pahlawan di daerah kita pak" "Siapa ?" Om Jon berpikir dia menanyakan nama, sehingga dengan bangga om jon menjawab, "Marjono Kulup Bakri, pak." Dia berpikir sejenak dan membolak-balik buku arsip yang dia miliki, kemudian dia berkata,"Maaf dik, nama Marjono Kulup Bakri tidak ada dalam catatan sebagai pahlawan daerah." Hahaha, kapan om jon jadi pahlawan ya ? Berkah yang didapat dalam perantauan, tiap kali berhubungan dengan Orang Jawa, setelah menyebutkan nama Om Jon yang berbau Jawa , percakapan kemudian di lakukan dengan Bahasa Jawa. Untung sekarang Om Jon sudah lumayan fasih berbahasa Jawa sehingga di akui di komunitas itu, kalau gak, tengsin juga khan. Sekarang, tiap malam Jum'at Om Jon di undang pengajian oleh komunitas Jawa di Luwuk dan di akui sebagai warga mereka. Lumayan, orang Belitong kan gak ada di Luwuk, jadi tiap akhir pekan bisa kumpul-kumpul dengan Saudara Besar Jawa Om Jon di Luwuk dan selalu di awali dengan sapaan, "Piye kabare Mas Jon?". "Inggih yo Mas, dino seloso aku mampir ke griyo ne sampeyan". Weleh, weleh sudah ngelantur ya, topik yang mau ditulis tadi apa sih ya ??? Yo wis lah, capek. Gak tau mau nulis apa lagi, jualan lagi ah .... kejar target hehehe Matur Suhun lah, Aku Berambus duluk ye ....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Lucu juga ya Om Jon ,g kebayang aja bhs.Jawa dengan logat Belitong he 3x.Masa iya sih Om kalau klo ditanya "piye kabare" jwbnya melenceng gitu?ha 3x. Yang pernah q dengar koq begini: Piye kbre? ( alhmdlah apik/sehat atau klo mau halus "pangestu sakonduripun"artinya baik demikian juga sebaliknya )